TERMODINAMIKA
Termodinamika : Pengertian, Prinsip,
Sistem, Hukum, Dan Rumus Beserta Contoh Soalnya Lengkap
Termodinamika : Pengertian, Prinsip, Sistem, Hukum, Dan Rumus
Beserta Contoh Soalnya Lengkap– Tahukah anda apa yang dimaksud dengan termodinamika ?? Jika
anda belum mengetahuinya anda tepat sekali mengunjungi gurupendidikan.com.
Karena pada kesempatan kali ini disini akan mengulas tentang pengertian termodinamika,
prinsip termodinamika, sistem termodinamika, hukum termodinamika, dan rumus
termodinamika beserta contoh soalnya lengkap. Untuk itu marilah simak ulasan
yang ada dibawah berikut ini.
Pengertian Termodinamika
Termodinamika
berasal dari bahasa Yunani dimana Thermos yang artinya panas dan Dynamic yang
artinya perubahan. Termodinamika adalah suatu ilmu yang menggambarkan
usaha untuk mengubah kalor (perpindahan energi yang disebabkan perbedaan
suhu) menjadi energi serta sifat-sifat pendukungnya. Termodinamika berhubungan
erat dengan fisika energi, panas, kerja, entropi dan kespontanan proses.
Termodinamika juga berhubungan dengan mekanika statik. Cabang ilmu fisika ini
mempelajari suatu pertukaran energi dalam bentuk kalor dan kerja, sistem
pembatas dan lingkungan. Aplikasi dan penerapan termodinamika bisa terjadi pada
tubuh manusia, peristiwa meniup kopi panas, perkakas elektronik, Refrigerator,
mobil, pembangkit listrik dan industri.
Prinsip Termodinamika
Prinsip
termodinamika sebenarnya yaitu hal alami yang terjadi dalam kehidupan
sehari-hari. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, termodinamika
direkayasa sedemikian rupa sehingga menjadi suatu bentuk mekanisme yang bisa
membantu manusia dalam kegiatannya. Aplikasi termodinamika yang begitu luas
dimungkinkan karena adanya perkembangan ilmu termodinamika sejak abad 17.
Pengembangan ilmu termodinamika dimulai dengan pendekatan makroskopik
yakni perilaku umum partikel zat yang menjadi media pembawa energi.
Sistem-Sistem Termodinamika
Klasifikasi
sistem termodinamika berdasarkan sifat dari batasan dan arus benda, energi dan
materi yang melaluinya. Ada tiga jenis sistem berdasarkan jenis pertukaran yang
terjadi antara sistem dan lingkungannya, yakni sebagai berikut :
1. Sistem terbuka
Sistem yang
menyebabkan terjadinya pertukaran energi (panas dan kerja) dan benda (materi)
dengan lingkungannya. Sistem terbuka ini meliputi peralatan yang melibatkan
adanya suatu aliran massa kedalam atau keluar sistem seperti pada kompresor,
turbin, nozel dan motor bakar. Sistem mesin motor bakar yaitu ruang didalam
silinder mesin, dimana campuran bahan bahan bakar dan udara masuk kedalam
silinder, dan gas buang keluar sistem. Pada sistem terbuka ini, baik massa
maupun energi bisa melintasi batas sistem yang sifatnya permeabel. Dengan
demikian, pada sistem ini volume dari sistem tidak berubah sehingga disebut
juga dengan control volume.
Perjanjian
yang kita gunakan untuk menganalisis sistem yaitu :
- Untuk panas (Q) bernilai positif jika diberikan
kepada sistem dan bernilai negatif bila keluar dari sistem
- Untuk usaha (W) bernilai positif jika keluar dari sistem
dan bernilai negatif jika diberikan (masuk) kedalam sistem.
2. Sistem tertutup
Sistem yang
mengakibatkan terjadinya pertukaran energi (panas dan kerja) tetapi tidak
terjadi pertukaran zat dengan lingkungan. Sistem tertutup terdiri atas suatu
jumlah massa yang tertentu dimana massa ini tidak bisa melintasi lapis batas
sistem. Tetapi, energi baik dalam bentuk panas (heat) maupun usaha (work)
bisa melintasi lapis batas sistem tersebut. Dalam sistem tertutup,
walaupun massa tidak bisa berubah selama proses berlangsung,
tapi volume bisa saja berubah disebabkan adanya lapis batas yang
bisa bergerak (moving boundary) pada salah satu bagian dari lapis batas
sistem tersebut. Contoh sistem tertutup yaitu suatu balon udara yang
dipanaskan, dimana massa udara didalam balon tetap, tetapi volumenya berubah
dan energi panas masuk kedalam masa udara didalam balon.
Sebagaimana
gambar sistem tertutup dibawah ini, jika panas diberikan kepada sistem
(Qin), maka akan terjadi pengembangan pada zat yang berada didalam sistem.
Pengembangan ini akan mengakibatkan piston akan terdorong ke atas (terjadi
Wout). Karena sistem ini tidak mengizinkan adanya keluar masuk massa kedalam
sistem (massa selalu konstan) maka sistem ini disebut dengan control mass.
Suatu sistem
bisa mengalami pertukaran panas atau kerja atau keduanya, biasanya
dipertimbangkan sebagai sifat pembatasnya:
- Pembatas adiabatik: tidak memperbolehkan
pertukaran panas.
- Pembatas rigid: tidak memperbolehkan
pertukaran kerja.
Dikenal juga
istilah dinding, ada dua jenis dinding yaitu dinding adiabatik dan dinding
diatermik. Dinding adiabatik yaitu dinding yang menyababkan kedua zat
mencapai suhu yang sama dalam waktu yang lama (lambat). Untuk dinding adiabatik
sempurna tidak memungkinkan terjadinya suatu pertukaran kalor antara dua zat.
Sedangkan dinding diatermik yaitu dinding yang memungkinkan kedua zat mencapai
suhu yang sama dalam waktu yang singkat (cepat).
3. Sistem terisolasi
Sistem
terisolasi ialah sistem yang menyebabkan tidak terjadinya pertukaran
panas, zat atau kerja dengan lingkungannya. Contohnya : air yang disimpan dalam
termos dan tabung gas yang terisolasi. Dalam kenyataan, sebuah sistem tidak
bisa terisolasi sepenuhnya dari lingkungan, karena pasti ada terjadi sedikit
pencampuran, walaupun hanya penerimaan sedikit penarikan gravitasi. Dalam
analisis sistem terisolasi, energi yang masuk ke sistem sama dengan energi yang
keluar dari sistem.
Karakteristik
yang menentukan sifat dari sistem disebut dengan property (koordinat
sistem/variabel keadaan sistem), seperti tekanan (p), temperatur (T), volume
(v), masa (m), viskositas, konduksi panas dan lain-lain. Selain itu ada juga
koordinat sistem yang didefinisikan dari koordinat sistem yang lainnya seperti,
berat jenis, volume spesifik, panas jenis dan lain-lain. Suatu sistem bisa
berada pada suatu kondisi yang tidak berubah, jika masing-masing jenis
koordinat sistem tersebut bisa diukur pada semua bagiannya dan tidak berbeda
nilainya. Kondisi tersebut disebut sebagai keadaan (state) tertentu dari
sistem, dimana sistem memiliki nilai koordinat yang tetap. Jika
koordinatnya berubah, maka keadaan sistem tersebut disebut mengalami perubahan
keadaan. Suatu sistem yang tidak mengalami perubahan keadaan disebut sistem
dalam keadaan seimbang (equilibrium).
Hukum-Hukum Termodinamika
Termodinamika mempunyai
hukum-hukum pendukungnya. Hukum-hukum ini menerangkan bagaimana dan apa saja
konsep yang harus diperhatikan. Seperti peristiwa perpindahan panas dan kerja
pada proses termodinamika. Sejak perumusannya, hukum-hukum ini sudah menjadi hukum
penting dalam dunia fisika yang berhubungan dengan termodinamika. Penerapan
hukum-hukum ini juga digunakan dalam berbagai bidang seperti bidang ilmu
lingkungan, otomotif, ilmu pangan, ilmu kimaia dan lain-lain. Berikut
hukum-hukum termodinamika :
1. Hukum I termodinamika (Kekekalan Energi dalam Sistem)
Energi tidak
bisa diciptakan maupun dimusnahkan. Manusia hanya bisa mengubah
bentuk energi dari bentuk energi satu ke energi lainnya. Dalam termodinamika,
jika sesuatu diberikan kalor, maka kalor tersebut akan berguna untuk usaha luar
dan mengubah energi dalam.
Bunyi Hukum I Termodinamika
Bunyi Hukum I Termodinamika
“untuk setiap proses apabila kalor Q diberikan kepada sistem
dan sistem melakukan usaha W, maka akan terjadi perubahan energi dalam ΔU = Q – W”.
Dimana U
menunjukkan sifat dari sebuah sistem, sedangkan W dan Q tidak. W dan Q bukan
fungsi Variabel keadaan, tetapi termasuk dalam proses termodinamika yang bisa
merubah keadaan. U merupakan fungsi variabel keadaan (P,V,T,n).
W bertanda positif bila sistem melakukan usaha terhadap lingkungan dan negatif jika menerima usaha lingkungan.
W bertanda positif bila sistem melakukan usaha terhadap lingkungan dan negatif jika menerima usaha lingkungan.
Q bertanda
positif jika sistem menerima kalor dari lingkungan dan negatif jika melepas
kalor pada lingkungan.
Perubahan energi dari sebuah sistem hanya tergantung pada transfer panas ke dalam sistem dan kerja yang dilakukan oleh sistem dan tidak bergantung pada proses yang terjadi. Pada hukum ini tidak ada petunjuk adanya arah perubahan dan batasan-batasan lain.
Perubahan energi dari sebuah sistem hanya tergantung pada transfer panas ke dalam sistem dan kerja yang dilakukan oleh sistem dan tidak bergantung pada proses yang terjadi. Pada hukum ini tidak ada petunjuk adanya arah perubahan dan batasan-batasan lain.
Rumus Hukum Termodinamika I
Secara
matematis hukum I termodinamika dapat dirumuskan sebagai berikut:
Q = ∆U+W
Dengan ketentuan, jika:
Q(+) → sistem menerima kalor
OR → sistem melepas kalor
W(+) → sistem melakukan usaha
W(-) → sistem dikenai usaha
∆U(+) → terjadi penambahan energi dalam
∆U(-) → terjadi penurunan energi dalam
Q(+) → sistem menerima kalor
OR → sistem melepas kalor
W(+) → sistem melakukan usaha
W(-) → sistem dikenai usaha
∆U(+) → terjadi penambahan energi dalam
∆U(-) → terjadi penurunan energi dalam
ΔU
= Q −
W
Keterangan :
ΔU = perubahan energi dalam (joule)
Q = kalor (joule)
W = usaha (joule)
Keterangan :
ΔU = perubahan energi dalam (joule)
Q = kalor (joule)
W = usaha (joule)
Proses-proses
Isobaris → tekanan tetap
Isotermis → suhu tetap → ΔU = 0
Isokhoris → volume tetap (atau isovolumis atau isometric) → W = 0
Adiabatis → tidak terjadi pertukaran kalor → Q = 0
Siklus → daur → ΔU = 0
Isobaris → tekanan tetap
Isotermis → suhu tetap → ΔU = 0
Isokhoris → volume tetap (atau isovolumis atau isometric) → W = 0
Adiabatis → tidak terjadi pertukaran kalor → Q = 0
Siklus → daur → ΔU = 0
Persamaan Keadaan
Gas
Hukum Gay-Lussac
Tekanan tetap → V/T = Konstan → V1/T1 = V2/T2
Tekanan tetap → V/T = Konstan → V1/T1 = V2/T2
Hukum Charles
Volume tetap → P/T = Konstan → P1/T1 = P2/T2
Volume tetap → P/T = Konstan → P1/T1 = P2/T2
Hukum Boyle
Suhu tetap → PV = Konstan → P1V1 = P2V2
Suhu tetap → PV = Konstan → P1V1 = P2V2
P, V, T Berubah (non adiabatis)
(P1V1) / (T1) = (P2V2) / (T2)
(P1V1) / (T1) = (P2V2) / (T2)
Adiabatis
P1V1 γ= P2V2γ
T1V1 γ − 1= T2V2γ − 1
γ = perbandingan kalor jenis gas pada tekanan tetap dan volum tetap → γ = Cp/Cv
P1V1 γ= P2V2γ
T1V1 γ − 1= T2V2γ − 1
γ = perbandingan kalor jenis gas pada tekanan tetap dan volum tetap → γ = Cp/Cv
Usaha
W = P(ΔV) → Isobaris
W = 0 → Isokhoris
W = nRT ln (V2 / V1) → Isotermis
W = − 3/2 nRΔT → Adiabatis ( gas monoatomik)
W = P(ΔV) → Isobaris
W = 0 → Isokhoris
W = nRT ln (V2 / V1) → Isotermis
W = − 3/2 nRΔT → Adiabatis ( gas monoatomik)
Keterangan :
T = suhu (Kelvin, jangan Celcius)
P = tekanan (Pa = N/m2)
V = volume (m3)
n = jumlah mol
1 liter = 10−3m3
1 atm = 105 Pa ( atau ikut soal!)
Jika tidak diketahui di soal ambil nilai ln 2 = 0,693
T = suhu (Kelvin, jangan Celcius)
P = tekanan (Pa = N/m2)
V = volume (m3)
n = jumlah mol
1 liter = 10−3m3
1 atm = 105 Pa ( atau ikut soal!)
Jika tidak diketahui di soal ambil nilai ln 2 = 0,693
Mesin Carnot
η = ( 1 − Tr / Tt ) x 100 %
η = ( W / Q1 ) x 100%
W = Q1 − Q2
η = ( 1 − Tr / Tt ) x 100 %
η = ( W / Q1 ) x 100%
W = Q1 − Q2
Keterangan :
η = efisiensi mesin Carnot (%)
Tr = suhu reservoir rendah (Kelvin)
Tt = suhu reservoir tinggi (Kelvin)
W = usaha (joule)
Q1 = kalor masuk / diserap reservoir tinggi (joule)
Q2 = kalor keluar / dibuang reservoir rendah (joule)
η = efisiensi mesin Carnot (%)
Tr = suhu reservoir rendah (Kelvin)
Tt = suhu reservoir tinggi (Kelvin)
W = usaha (joule)
Q1 = kalor masuk / diserap reservoir tinggi (joule)
Q2 = kalor keluar / dibuang reservoir rendah (joule)
Contoh Soal
Suatu gas mempunyai volume awal 2,0 m3 dipanaskan dengan
kondisi isobaris hingga volume akhirnya menjadi 4,5 m3. Bila tekanan gas
yaitu 2 atm, tentukan usaha luar gas tersebut ??
(1 atm = 1,01 x 105 Pa)
(1 atm = 1,01 x 105 Pa)
Pembahasan
Diketahui :
V2 = 4,5 m3
V1 = 2,0 m3
P = 2 atm = 2,02 x 105 Pa
Isobaris → Tekanan Tetap
V2 = 4,5 m3
V1 = 2,0 m3
P = 2 atm = 2,02 x 105 Pa
Isobaris → Tekanan Tetap
Ditanya W ??
Dijawab :
W = P (ΔV)
W = P(V2 − V1)
W = 2,02 x 105 (4,5 − 2,0) = 5,05 x 105 joule
W = P(V2 − V1)
W = 2,02 x 105 (4,5 − 2,0) = 5,05 x 105 joule
2. Hukum II termodinamika (Arah reaksi sistem dan batasan)
Hukum kedua
ini membatasi perubahan energi mana yang bisa terjadi dan yang tidak.
Pembatasan ini dinyatakan dengan berbagi cara, yaitu :
“Hukum II termodinamika dalam menyatakan aliran kalorKalor
mengalir secara spontan dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah dan
tidak mengalir secara spontan dalam arah kebalikannya”
Hukum II
termodinamika dalam pernyataan tentang mesin kalor
Tidak mungkin membuat suatu mesin kalor yang bekerja dalam suatu siklus yang semata-mata menyerap kalor dari sebuah reservoir dan mengubah seluruhnya menjadi usaha luar.
Tidak mungkin membuat suatu mesin kalor yang bekerja dalam suatu siklus yang semata-mata menyerap kalor dari sebuah reservoir dan mengubah seluruhnya menjadi usaha luar.
Hukum II
termodinamika dalam pernyataan entropi (besaran termodinamika yang menyertai
suatu perubahan setiap keadaan dari awal sampai akhir sistem dan menyatakan
ketidakteraturan suatu sistem)
Total entropi semesta tidak berubah ketika proses reversibel terjadi dan bertambah ketia proses irreversible terjadi.
Total entropi semesta tidak berubah ketika proses reversibel terjadi dan bertambah ketia proses irreversible terjadi.
3. Hukum III termodinamika
Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut. Hukum ini menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol absolut (temperatur Kelvin) semua proses akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum.hukum ini jugga menyatakn bahwa entropi benda berstruktur kristal sempurna pada temperatur nol absolut bernilai nol.
Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut. Hukum ini menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol absolut (temperatur Kelvin) semua proses akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum.hukum ini jugga menyatakn bahwa entropi benda berstruktur kristal sempurna pada temperatur nol absolut bernilai nol.
Itulah
ulasan tentang Termodinamika
: Pengertian, Prinsip, Sistem, Hukum, Dan Rumus Beserta Contoh Soalnya Lengkap Semoga apa yang diulas diatas
bermanfaat bagi pembaca. Sekian dan terimakasih.
Komentar
Posting Komentar